Senin, 01 Desember 2008

LONG APARI




Kecamatan Long Apari masuk dalam wilayah Kabupaten Kutai Barat di Kalimantan Timur. Sebagai Kabupaten baru hasil dari pemekaran Kabupaten Kutai, yang dipecah menjadi Kutai Kertanegara yang beribukota di Tenggarong, Kutai Timur di Senggata, dan Kutai Barat di Melak.
Long Apari merupakan kecamatan terisolir, terletak di Hulu Sungai Mahakam, dengan luas wilayah 3491.14 Km2, berbatasan Langsung dengan Malaysia Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, berpenduduk 4405 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 2346 orang dan jumlah penduduk perempuan 2059 orang, terdiri dari 10 kampung ( Tiong Ohang, Tiong buu, Long Krioq, Long Penaneh I,II,III, Nohabuan, Nahasilat, Nahatifab dan Long Apari ), dengan ibukota kecamatan Tiong Ohang. Suku Dayak Oheng, merupakan kelompok masyarakat terbesar di kecamatan ini, diikuti oleh dayak soputan, suku bugis, banjar dan pendatang dari Kalteng maupun Kalbar.

Transportasi yang sangat sulit membuat kecamatan ini cukup terisolir. Perjalanan dari Samarinda ( ibukota Propinsi Kaltim ) menelusuri sungai mahakam kurang lebih 3 hari, bila tidak ada halangan, misalnya musim kemarau maupun musim hujan. Menggunakan Kapal kayu selama 2 hari hingga kecamatan long bagun. Setelah dari Long Bagun perjalanan ke Long Apari dilanjutkan dengan speedboat atau long boat dikarenakan medan yang harus dilewati cukup berat, aliran sungai mulai menyempit dan banyak terdapat riam-riam (jeram) dengan arus yang sangat deras. Riam Udang dan Riam Panjang merupakan riam yang banyak menyimpan cerita bagaimana sulit dan berbahayanya melewati daerah tersebut, banyak kejadian menimpa pemudik (orang yang bepergian ke hulu mahakam), yang menelan korban jiwa dan harta benda.
Perjalanan lewat udara dapat pula dilakukan setiap hari Rabu, Jumat, Sabtu tiap minggu dengan menggunakan pesawat tipe britain norman milik maskapai DAS (Dirgantara Air Service), dengan tujuan bandara Datahdawai di Long Lunuk (Kecamatan Long Pahangai) kurang lebih 2 jam perjalanan dan dilanjutkan ke Long Apari menggunakan ces (perahu kecil bermesin 5-12 pk) atau long boat, dengan ces 5 pk kurang lebih 2 jam. Tetapi Jadwal penerbangan yang tak menentu, yang biasanya karena kondisi pesawat mengalami "kerusakan", maka penduduk setempat lebih memilih lewat jalur sungai walaupun ongkosnya sangat mahal.

Tidak ada komentar: