Rabu, 31 Desember 2008

Catatan kecil di akhir tahun

Beberapa saat, di siang ini, sekitar pukul 2.20 PM WIB, ketika saya memulai untuk menulis di blog, tiba-tiba bangunan tempat saya bekerja ( lantai 4 ) bergetar cukup keras, memang nggak terlalu lama, yah mungkin sekitar 15 detiklah, tetapi sudah cukup bagi saya, getaran itu menjadi signal untuk segera berlari ke lantai 1 mengantisipasi hal buruk yang mungkin terjadi. Pengalaman gempa yogya, 2 tahun silam, membuat saya agak paranoid dengan yang namanya getaran, apalagi saat ini merupakan hari di penghujung tahun, hari yang oleh sebagian orang tua kita selalu di wanti-wanti untuk "berhati-hati". Peringatan ini terkesan mistik dan tahayul, akan tetapi kalau kita merenungkannya ada suatu pesan bijak didalamnya. Proses berputarnya kehidupan ibarat suatu ritme atau irama yang memerlukan energi, ibarat bayi yang tumbuh menjadi anak, remaja, dewasa kemudian tua dan akhirnya mati, kehidupan ini mengikuti sunatullah yang sama. Di awal tahun energi itu begitu kuatnya mempengaruhi sendi-sendi kehidupan, energi yang positif dihasilkan oleh orang-orang dengan harapan baru, yang disalurkan lewat aktivitas sehari-hari. Lalu lahirlah karya-karya yang inovatif dari berbagai bidang, berlomba, bersinergi bahkan terkadang bersaing meramaikan panggung kehidupan di bumi ini. Mulailah tanpa sadar energi yang digunakan saling bergesekan, berbenturan, dari hari ke hari, minggu ke minggu, hingga bulan ke bulan, menjadikannnya perlahan tetapi pasti menjadi aus. Keausan ini tampak, dengan mulai banyaknya aktivitas yang tidak harmonis, orang mudah marah, gampang tersinggung, kesabaran hilang, ketelitian sirna, hingga kehati-hatian dilupakan, akibatnya seiring dengan hitungan penanggalan bulan yang mulai menua, badai itu datang. Kecelakaan angkutan laut, darat, udara, mulai tampak. Pertengkaran, perkelahian, pembunuhan semakin meningkat (angka kriminal dari Polda Metrojaya, pada tahun 2008 di Jakarta setiap 9 menit terjadi aksi kejahatan). Alampun terus dirambah dan dirusak dengan dalih ekonomi, akhirnya kita menuai akibatnya; banjir, tanah ongsor, rob, puting beliung dan bencana alam lainnya menerjang susul menyusul seolah tak ada habisnya."Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."(QS. ar-Rum :41). Demikian Tuhan telah mengingatkan.
Aktivitas tanpa kebijakan bertindak, membuat energi kehidupan menjadi tak terkendali bagaikan kuda yang lepas dari tali kekangnya, liar, menabrak sana dan sini, akhirnya energi ini menjadi aus dan kehilangan auranya. Kebijakan, membuat energi menjadi harmonis, seimbang, sehingga semua berjalan sesuai aturan, alami dan sinergis. Tentunya energi kehidupan yang datangnya dari Sang Pencipta akan tersalurkan secara baik bila kita menselaraskannya dengan kebijakan yang bersumber dari Illahi pula. Semoga di akhir tahun menyongsong awal tahun yang baru, energi kehidupan yang kita gunakan, semakin tercerahkan,terbarukan seiring pesan-pesan dari langit